PENGELOLAAN
LABORATORIUM KIMIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pengelolaan merupakan
suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan
keberlanjutan fungsi sumber daya. Henri fayol (1996: 86) menyatakan bahwa
pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi
manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando,
pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara luther m. Gullick (1993:31)
menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan,
pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Dalam pengelolaan laboratorium
meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut.
1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan,
perawatan, dan pengawasan
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan
pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan
laboratorium, spesimen kimia, Bahan
kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga
keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan
tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap
orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur,
memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara
laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan
penangannya bila terjadi kecelakaan.
Para pengelola laboratorium hendaaknya memiliki
pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan
tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah
umumnya sebagai berikut.
1. Kepala sekolah
2. Wakil kepala sekolah
3. Koordinator
laboratorium
4. Penanggung jawab
laboratorium
5. Laboran.
Tata tertib kerja di laboratorium merupakan
pedoman umum yang dirumuskan dirumuskan untuk menjaga keselamatan kerja dan
memelihara fasilitas laboratorium.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalah yang penulis angkat
pada makalah ini adalah bagaimana cara mengelola serta menata laboratorium.
C.
Tujuan
Adapun tujuan penyusunana makalah ini adalah sebagai berikut:
ü Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang pengelolaan laboratorium.
ü Memperkenalkan fungsi dari laboratorium bagi mahasiswa.
ü Memperkenalkan konsep tata ruang laboratorium bagi mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Laboratorium
berasal dari kata laboratory yang memiliki pengertian yaitu : (1) tempat yang dilengkapi
peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains atau melakukan
pengujian dan analisis (is a place equipped for experimental study in a science or for testing
and analysis , (2) bangunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk
melangsungkan penelitian ilmiah ataupun praktek pembelajaran bidang sains (a building or
room equipped for conducting scientific research or for teaching practical science),
(3) tempat memproduksi bahan kimia atau obat (a place where chemicals or medicines
are manufactured), (4) tempat kerja untuk
melangsungkan penelitian
ilmiah ( a workplace for the conduct of scientific research), (5) ruang
kerja seorang
ilmuwan dan tempat menjalankan eksperimen bidang studi sains (kimia,
fisika,biologi, dsb.) (the workplace a saintist also a place devoted to
experiments in any branch
of natural science , as chemistry, physics, biology etc. ). Berdasarkan definisi di
atas dengan tegas dinyatakan bahwa laboatorium kimia adalah suatu bangunan
yang di dalamnya diperlengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan kimia untuk kepentingan
pelaksanaan eksperimen. Hodson mengemukakan bahwa laboratorium
memiliki fungsi utama yaitu untuk melaksanakan eksperimen (experiments),
kerja lababoratorium (laboratory work), praktikum (practicals),
dan Pelaksanaan didaktik pend idikan
sains (didactics of science education) dengan hierarki.
Ekperimen diartikan sebagai rangkaian kegiatan
(menyusun alat mengoperasikan alat, mengukur, dsb.) dan pengamatan untuk
memverifikasi dan menguji suatu hipotesis berdasarkan bukti-bukti empiris.
Sementara kerja lab cakupannya lebih luas daripada eksperimen yang diartikan
sebagai aktifitas dengan menggunakan fasilitas lab, seperti melatih
keterampilan menggunakan alat, melakukan eksperimen (percobaan), mendemonstrasikan
percobaan, melakukan pengontrolan kualitas bahan baku, pengontrolan kualitas
pro duk industri, ekshibisi (pameran) proses-proses kimia dsb. Demikian kerja
laboratorium harus dirancang sedemikian rupa agar dapat melakukan pengukuran
kuantitas fisis secara akurat; menelaah faktor- faktor yang mempengaruhi keajegan
(reliabilitas) pengukuran; memperlakukan bahan, alat (apparatus),
perkakas (tools), dan instrumen suatu pengukuran; mendeskripsikan hasil pengamatan
dan pengukuran dengan jelas; menyajikan informasi secara verbal, piktorial,
grafis dan matematis; menyimpulkan yang dimuati pendapat (inference) dan
memberikan argument terhadap hasil pengamatan; mempertahankan kesimpulan (conclusion)
dan ramalan (prediction); berpartisipasi aktif dan berkooperatif dalam
kelompok; melaporkan hasil pengamatan, kesimpulan, dan ramalan dalam kelas;
mengenali permasalahan dan memecahkannya melalui eksperimen.
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat
riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.
Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan
tersebut secara terkendali.
Secara garis besar fungsi laboratorium/workshop yaitu
memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima, memberikan
keterampilan kerja ilmiah bagi siswa/mahasiswa, memberikan dan memupuk
keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu obyek dalam
lingkungan alam dan lingkungan sosial, menambah keterampilan dalam mempergunakan
alat media yang tersedia untuk mencari dan menentukan kebenaran, memupuk rasa
ingin tahu mahasiswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuwan, memupuk
dan membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang diperoleh, penemuan
yang didapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium.
Fungsi laboratorium dikategorikan ke dalam tiga
kelompok yaitu fungsi yang memberikan peningkatan pengetahuan (knowledge),
fungsi yang memberikan peningkatan keterampilan (psychomotoric), dan
fungsi yang memberikan penumbuhan sikap (attitude).
Fungsi
tersebut di atas dapat terwujud dengan baik apabila dosen mampu menggunakan dan
mengelola, serta mengembangkan laboratorium/workshop dalam rangka proses
balajar-mengajar.
Untuk dapat menunjang efektivitas pengajaran, maka
beberapa hal penting yang harus dimiliki oleh suatu laboratorium/workshop yang
teroganisir secara baik, ialah :
- Efisien dan Efektif
Pengaturan
alat/perlengkapan adalah merupakan yang paling penting, sehingga memungkinkan
bagi dosen dan para mahasiswa untuk dapat bekerja dengan hasil yang maksimal
serta waktu, bahan, tenaga yang minimal.
- Sehat dan Aman
Cahaya/penerangan
yang baik, serta ventilasi/hawa yang cukup, tidak terlalu bising, dan dengan
penataan alat/perlengkapan yang baik akan menciptakan suasana yang sehat dan
aman atau tidak membahayakan.
- Memenuhi kebutuhan psikologis mahasiswa yang
berpraktek.
Misalnya
dapat memberikan kesan teratur, aman, dan menyenangkan kepada mahasiswa yang
melaksanakan praktek. Sehingga bekerja/belajar di laboratorium/workshop adalah
merupakan pekerjaan/pelajaran yang mengasyikan kepada mahasiswa.
- Dapat dikontrol dosen pengelola setiap saat.
Hal ini
bahwa dosen pengelola harus dapat melihat ke segala jurusan, serta dapat
mengedar peralatan mana yang sedang dipakai/dioperasikan. Sehingga dengan
demikian dosen tersebut dapat menilai situasi atau keadaan dengan cepat dan
tepat.
- Menjamin keselamatan alat dan mahasiswa.
Keselamatan
alat/perlengkapan serta instrumen dan bahan-abahn baku harus diperhatikan
penggunaan dan keselamatannya. Hal ini lebih penting lagi ialah memperhatikan
keselamatan dari siswa itu sendiri sebagai pekerja di laboratorium/workshop.
- Memberikan suasana pandangan yang menyenangkan.
Dengan
penataan warna yang menarik akan menciptakan suasana pandangan yang
menyenangkan di laboratorium/workshop, misalnya : dinding yang dicat dengan
warna hijau muda, biru muda, coklat, muda, dan warna-warna lembut lainnya akan
memberikan suasana pandangan yang menyenangkan.
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat
berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak
perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik
mempunyai:
ü pintu masuk
(in)
ü pintu keluar
(out)
ü pintu darurat
(emergency-exit)
ü ruang persiapan
(preparation-room)
ü ruang peralatan
(equipment-room)
ü ruang penangas
(fume-hood)
ü ruang penyimpanan (storage - room)
ü ruang staf (staff-room)
ü ruang teknisi (technician-room)
ü ruang bekerja (activity-room)
ü ruang istirahat/ibadah
ü ruang prasarana kebersihan
ü ruang toilet
ü lemari praktikan (locker)
ü lemari gelas (glass-rack)
ü lemari alat-alat optik (opticals-rack)
ü
pintu jendela
diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.
ü
fan (untuk
dehumidifier)
ü
ruang ber-AC
untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.
Pengenalan Alat Laboratorium Kimia dan Penyimpanannya
Alat laboratorium kimia
merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium kimia yang dapat
dipergunakan berulang–ulang. Contoh alat laboratorium kimia: pembakar spiritus,
thermometer, tabung reaksi, gelas ukur jangka sorong dann lain sebagainya. Alat
yang digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum merupakan alat bantu
laboratorium, seperti pemadam kebakaran dan kotak Pertolongan Pertama. Sebelum
mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan
memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium
kimia serta menerapkan K3 di laboratorium.
Dengan
diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan atau mempertimbangkan
cara penyimpanannya. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan
dari alat yang terbuat dari gelas atau porselen. Jadi alat seperti kaki tiga harus
dikelompokkan dengan statif atau klem tiga jari karena ketiganya memiliki bahan
dasar yang sama yaitu logam, sedangkan gelas kimia dikelompokkan dengan labu erlenmeyer
dan labu dasar rata karena bahan dasarnya gelas. Belumlah cukup hanya dengan
memperhatikan bahan dasar dari alat, namun penyimpanan alat yang memiliki bahan
dasar yang sama harus ditata kembali. Jika tempat penyimpanan kaki tiga dan klem
tiga jari adalah menggunakan lemari rak, maka tahapan rak untuk kaki tiga harus
berbeda dengan tahap rak klem tiga jari, akan tetapi kedua tahap rak harus
berdekatan. Dengan memperhatikan bahan dasar alat pula, peralatan yang terbuat
dari logam umumnya memiliki bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat dari
gelas atau plastik. Oleh karena itu dalam penyimpanan dan penataan alat aspek
bobot benda perlu
juga diperhatikan. Janganlah menyimpan alat-alat yang
berat di tempat yang lebih
tinggi,agar mudah diambil dan disimpan kembali.
Pengenalan Bahan – Bahan Kimia dan Penyimpanannya
Bahan kimia yang ada di lab
jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan. Di samping jumlahnya
cukup banyak juga bahan kimia dapat menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi,
oleh karena itu dalam pengelolaan lab aspek penyimpanan, penataan dan
pemeliharaan bahan kimia merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Hal
umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia
diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko
bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas
penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary
containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals),
inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis tidaklah
tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses pengadministrasian.
Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah
dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya.
Bahan kimia yang tidak boleh
disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah
sekunder yang terisolasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan
sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan, atau degradasi kimia.
Banyak bahan kimia yang memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat bahaya.
Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya
yang paling tinggi. Misalnya benzene memiliki sifat flammable dan toxic.
Sifat dapat terbakar
dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada timbulnya karsinogen. Oleh
karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada cabinet tempat menyimpan
zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet bahan toxic.
Pengenalan Simbol Bahaya (Hazard Symbol)
a. Harmful
(Berbahaya).
Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit,
berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat
seperti ini (harmful) khususnya bila kontakdengan kulit, dihirup atau ditelan.
b. toxic (beracun)
Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang
serius bila bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan,
menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit.
c. Corrosive (korosif)
Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan
iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas.
Awas! Jangan sampai terpercik pada Mata.
e. Eksplosive (mudah meledak)
Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan
bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang
eksplosif pada kontak
(singgungan dengan logam/metal)
d. Flammable (mudah terbakar)
Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang
bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang
mudah terbakar (seperti misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala
dapat dari api bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga.
f. Oxidator (pengoksidasi)
Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini
menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organic dan agen pereduksi
(reduktor) api listrik, dan lain-lain.
Pengertian pengelolaan
adalah kegiatan menggerakkan sekelompok orang (sdm), keuangan, peralatan,
fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang di harapkan secara optimal pengelolaan
(management) meliputi:
1. Perencanaan
Pada dasarnya semua peralatan di sekolah adalah milik negara/milik yayasan
sekolah mengelola peralatan itu harus dipertanggung-jawabkan harus dilengkapi
dengan dokumen pendukungnya (ada berita acara serah terima alat, hari/tanggal,
spesifikasi alat/bahan, jumlah).
2. Penataan
a.
Agar semua alat dan bahan mudah dideteksi
dengan prinsip.
ü Mudahdilihat
ü Mudah dijangkau
ü Aman untuk alat
ü Aman untuk pemakai
b.
Penataan dan
inventarisasi alat didasarkan pada keadaan laboratorium, yang ditentukan oleh:
ü Fasilitas seperti : ada tidaknya ruang persiapan, ruang penyimpanan keadaan alat seperti : jenis alat,
jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, termasuk
alat mahal atau tidak,
ü Keadaan bahan seperti: wujud (padat, cair, gas), sifat bahan (asam/basa)
seberapa bahaya bahan tersebut dan seberapa sering digunakan.
c.
Kepentingan pemakai
ditentukan oleh:
ü
Kemudahan di cari atau
digapai untuk memudahkan mencari letakmasing–masing alat dan bahan,
perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
ü
Keamanan dalam
penyimpanan dan pengambilan alat disimpan supaya aman dari pencuri dan
kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop
watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan
akibat rusaknya alat dan bahan.
d.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penyimpanan alat:
ü
Bahan dasar pembuat alat
(kaca, logam atau kayu)
ü
Bobot alat
ü
Kepekaan alat terhadap
lingkungan
ü
Pengaruh alat yang
lain
ü
Kelengkapan perangkat
alat dalam satu set yaitu pencatatan seluruh barang-barang yang ada didalam laboratorium.
Dengan adanya inventarisasi yang tepat, semua fasilitas dan activitas
laboratoriun dapat terorganisir.
e.
Nilai postif yang dapat
diperoleh jika ada inventarisasi laboratorium, antara lain memudahkan penggadaan dan pengecek
bahandan alat.
ü
Mengefisiensikan
pengguna budget.
ü
Memperlancar pelaksanaan
praktikum.
ü
Memudahkan membuat
laporan pertanggung- jawaban.
3.
Pengadministrasian/inventarisasi
a.
inventarisasi alat untuk
mengetahui tentang keadaan dan keberadaan alat/bahan maka diperlukan perangkat
seperti:
ü Bukuinventaris.buku/kartu
ü Stock alat/bahan.
ü Buku/kartu daftar alat rusak/bahanhabis.
ü Buku daftar usulan penggadaan alat/bahan.
ü Buku daftar peminjam alat.
Tujuan dan pemberian klasifikasi dan kode
barang inventaris adalah untuk memudahkan mengontrol keadaan barang. Untuk
barang pada umumnya diberi kode dalam bentuk angka numerik yang tersusun
menurut pola tertentu.
b.
Pengelolaan lab yang
optimal efektif yaitu:
ü Peralatan mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran efisien
yaitu setting peralatan tidak menyia-nyiakan energi, biaya.
ü Sehat dan aman yaitu penerangan, ventilasi, sanitasi, air bersih,
keselamatan kerja dan lingkungan semua memenuhi persyaratan.
c.
Karakteristik ruangan
yang dikelola dengan baik :
ü Peralatan / fasilitas selalu siap pakai dan aman yaitu semua
peralatan/fasiltias terhindar dari kerusakan, kemacetan dan terlindung dari
kehilangan.
ü Seluruh aktivitas laboratorium mudah dikontrol yaitu dengan adanya
administrasi yang baik, visualisasi informasi yang jelas dan program yang
jelas.
ü Memenuhi kebutuhan psikologis yaitu secara visual menarik dan
menyenangkan, iklim kerja yang baik dan kesejahteraan lahir batin yang memadai
ü Efisiensi pemakaian ruangan berkisar antara 60% – 80%.
ü Program kerja ruangan terlaksana secara tuntas.
ü Pengelola dan staf ruangan/laboratorium mendapat kepuasan yang optimal.
d.
Ciri-ciri
ruangan/laboratorium yang optimal penggunaannya adalah :
ü Penyusunan jadwal pemakaian laboratorium
ü Penyusunan daftar pembagian tugas
ü Tata letak peralatan yang efisien
ü Pemeliharaan yang efektif
e.
Untuk mencapai
optimalisasi laboratorium :
ü Yang dimaksud tata letak pengelolaan adalah suatu bentuk usaha pengaturan
penempatan peralatan laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan
memenuhi persyaratan untuk beroperasi.kata pengaturan di atas mengandung makna
yang sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak
operasi diperlukan penempatan peralatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada
proses dan langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang
diharapkan tata letak pengelolaan laboratorium mengurangi hambatan dalam upaya
melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
ü Memberikankeamanan dan kenyamanan bagi pengguna/ pekerja/ Memaksimalkanpenggunaan
peralatan.
ü Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
mempermudah pengawasan tujuan tata letak laboratorium
Jadi
inventaris adalah suatu kegiatan dan usaha untuk menyediakan rekaman tentang
keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah. Dengan kegiatan
invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapkan
anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan datang.
f.
Administrasi inventaris
di laboratorium
Catatan
inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola
yang satu ke yang lainnya dan mempermudah untuk mengetahui dimana suatu
peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan pengontrolan,
seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
Menyelenggarakan inventarisasi terhadap fasilitas dan peralatan yang dimiliki
adalah kewajiban bagi pihak yang bersangkutan. Sistem dan pelaksanaan
inventarisasi harus mengikuti peraturan atau petunjuk yang berlaku.
4. Pengamanan dan pengawasan
Menyiapkan laboratorium yang selamat dan
aman dimulai dengan evaluasi menyeluruh terhadap praktik manajemen bahan kimia
dan fasilitas fi sik tempat penyimpanan dan penggunaan bahan kimia. Dengan
melakukan evaluasi ini, akan diperoleh informasi penting untuk mengelola
laboratorium dan untuk memprioritaskan upaya untuk meningkatkan keselamatan dan
keamanan. Aspek pengoperasian laboratorium berikut ini harus diperiksa secara
teratur:
ü
Kebersihan dan kerapian
laboratorium;
ü
Peralatan dan
perencanaan keadaan darurat;
ü
Tanda, label, rencana,
dan pemasangan;penyimpanan bahan kimia dan limbah;
ü
Gas dan kriogenika
mampat;
ü
Sistem tekanan dan
vakum;
ü
Tudung dan ventilasi
kimia;
ü
Rencana keamanan yang
ada; dan
ü
Pelatihan dan kesadaran
pegawai laboratorium
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Tata tertib kerja di
laboratorium merupakan pedoman penting untuk menjaga keselamatan kerja.
2.
Tata tertib kerja di
laboratorium merupakan pedoman penting untuk memelihara fasilitas laboratorium.
3.
Perencanaan, penataan, pengawasan
yang baik akan memberikan kenyamanan bekerja didalam laboratorium.
B. Saran
Akan lebih baik apabila
makalah ini dapat dikerjakan secara bersama-sama, sehingga hasil yang diperoleh
dapat memenuhi target yang ingin dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Aidah. 2011. Pengelolahan Laboratorium Kimia. http://aidahhome.blogspot.com/2011/06/pengelolaan-laboratorium-kimia.html.
Diakses pada tanggal 14 Februari 2012.
Anonim. 2011. Pengelolahan
Laboratorium. http://yashaneu.blogspot.com/2011/05/pengelolaan-laboratorium.html.
Diakses pada tanggal 14 Februari 2012.
Budiati, Rina. 2011. Manajemen Laboratorium. http://www.unikal.ac.id/info/artikel/109-manajemen-laboratorium-.html.
Diakses pada tanggal 14 Februari 2012.
Ira. 209. Lab. http://iratralala.blogspot.com/2009/12/lab.html.
Diakses pada tanggal 21 Februari 2012.
Luciana mentari. 2010. Makalah
Pengelolaan Laboratorium Sekolah Laboratorium Sma Negeri 2 Argamakmur. Program Pendidikan Kimia
Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sriwijaya. Palembang.
Muslim Aziz
Much.2010. Pengelolaan Laboratorium. http://unnes.info.Diakses
pada tanggal 14 Februari 2012.
Rheny. 2011. Makalah Pengelolahan Laboratorium.http://cheyrhen-matahariku.blogspot.com/2011/03/makalah-pengelolahan-laboratorium.html.
Diakses pada tanggal 14 Februari 2012.
Settiawan, Wanwan. 2010.Data. http://www.p4tkipa.org/data/BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf.
Diakses pada tanggal 14 Februari 2012.
Suyanta. 2010.Manajemen
Operasional Laboratorium. Jurusan Pendidikan Kimia
Fmipa Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Widhy,
Purwanti. 2009. Alat Dan Bahan Kimia Dalam
Laboratorium Ipa. Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar