Translate

Minggu, 10 Juni 2012

soklet

SOKLETASI

Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. prinsip sokletasi ini yaitu penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka  pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersaring.
Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan.

Metode sokletasi merupakan penggabungan antara metode maserasi dan perlokasi. Jika pada metode pemisahan minyak atsiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil, atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi / perlokasi ini.
    Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain, dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efisien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi.
 Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut – pelarut organik dengan kepolaran yang semakin meningkat.Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter atau kloroform. Untuk memisahkan senyawa – senyawa terpenoid dan lipid – lipid, kemudian dilanjutkan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa – senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa – senyawa yang diekstraksi.
Adapun syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
1.    Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alcohol
2.    Titik didih pelarut rendah
3.    Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan
4.    Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi
5.    Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan
6.    Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.


Gambar alaty soklet :




Adapun Komponen-komponen dari alat soklet, yaitu :

1.    Kondesor
Berfungsi untuk mendinginkan uap dari hasil pemanasan pelarut.

2.    Lubang air masuk
Berfungsi untuk tempat masuknya air pendingin dari kondesor.

3.    Lubang air keluar
Berfungsi untuk tempat keluarnya air pendingin dari kondesor.

4.    Timbal
Berfungsi sebagai wadah tempat sampel.

5.    Pipa F
Berfungsi sebagai jalur mengalirnya uap hasil pemanasan pelarut dari wdah pelarut ke kondesor.

6.    Sifon
Berfungsi sebagai jalur mengalirnya pelarut hasil pengembunan kondesor yang telah mengikat senyawa organik sampel.

7.    Labu alas bulat
Berfungsi sebagai wadah tempat pelarut.

8.    Electromantle
Berfungsi untuk memanaskan pelarut yang berada dalam labu alas bulat.




Sokletasi dihentikan apabila :
1.    Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.
2.    Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
3.     Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.

Adapun cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang berlangsung.

Contoh Penggunakan Soklet dalam proses pemisahan campuran :

1.    Minyak atsiri diperoleh dengan metode sokletasi dengan menggunakan kulit jeruk manis sebagai sampel yang akan diteliti kandungan minyak atsirinya, . Pelarut yang digunakan adalah kloroform, sebab kloroform bersifat nonpolar sehingga dapat bercampur dengan minyak atsiri dan akan terekstrak pada saat terjadi sirkulasi.

2.    Piperin diperoleh dengan metode sokletasi dengan menggunakan serbuk lada hitam (serbuk simplisia Piperis Nigri Fructus) sebagai sampel yang akan diteliti kandungan piperinnya. Pelarut yang digunakan adalah etanol 96%. Piperin merupakan senyawa kristal berbentuk  jarum berwarna kuning dengan titik lebur 125-126°C.

3.    Minyak jagung diperoleh dengan metode sokletasi dengan menggunakan jagung yang telah dibuat serbuk sebagai sampel yang akan diteliti kandungan minyak jagungnya. Pelarut yang digunakan adalah n-heksana. n-heksana memiliki sifat amat tidak reaktif yang sering digunakan sebagai pelarut organik yang inert. Dalam keadan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air.

Kelebihan sokletasi:
1.    Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang
2.    Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
3.    Proses sokletasi berlangsung cepat.
4.    Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
5.    Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.


Kelemahan sokletasi :
1.    Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.
2.    Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya
3.    Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar